.
Aku bangun dengan dada berdebar. Hari ini datang juga. Fajar bahkan belum menyingsing, karena langit masih nampak kelamnya. Biasanya tubuhku pasti sakit semua jika tidur dengan posisi duduk seperti semalam, tapi nyatanya tidak pagi ini. Bergegas aku mandi sebelum rombongan yang kunanti tiba jam setengah tujuh pagi nanti.
Aku sungguh menanti hari ini. Hari yang menjadi awal perubahan hidupku, dan Lyn. Aku gagal menggambarkan apa yang aku rasakan. Sedih, senang, bersemangat, kehilangan. Entahlah.
Ptongan apel yang baru saja kukupas baru saja kuletakkan di piring samping ranjang. kala pintu kamar dibuka. Lyn, yang kukira masih tidur dari tadi, ternyata sudah duduk di ranjangnya, memeluk boneka kelinci yang ayahnya hadiahkan. Rombongan yang aku dan Lyn tunggu masuk dengan senyum cerahnya. Langkah mereka berderap, lantas berhenti di samping ranjang Lyn. Aku berdiri di sisi yang lain, dengan tanganku yang dicengkam erat oleh jemari mungil Lyn.
“Bagaimana tidurmu, Lyn?” Tanya pria yang berdiri…
View original post 472 more words